Monday, January 17, 2005

Vincent Liong (keep goin)

Di depan monitor computer anda masing-masing.Dengan hormat,Bersama dengan surat ini saya ingin menyampaikanbeberapa hal berkaitan dengan judul yang sudah sayatulis di atas; “Metro TV Menghargai Objek WawancaraPsikologis sebagai Individu Pesakitan”. Dalam suratini saya akan membaginya dalam pembahasan sebagaiberikut:*

Menghargai Objek Wawancara Psikologis s.*
Pendapat / Perbandingan versi saya(Vincentliong)* Yang Saya Benarkan dan Saya Salahkan.* Siapakah Vincent Liong?*

Harap dibacaMenghargai Objek Wawancara Psikologis sebagaiPesakitanJumat, 16 Juli 2004Saya mendapat SMS dari klinik ‘ProreVital’ yangberbunyi:VINCENT ,BESOK AJAK JUGA PAPA & MAMA YA TLG PAKAI BAJUPUTIH KARENA MAU DI SHOOT METRO TV.BYE KLIKIKSender: +6281599605**

Beberapa hari sebelumnya memang saya telah membuat appointment dengan Dr. Tubagus Erwin Kusuma,SpKJ(Dr.Erwin) untuk berkonsultasi (kunjungan ke empatkali) dari rencana kunjungan keseluruhan sebanyak limakali. Appointment pada tanggal 17 Juli 2004 Pk 11.00WIB yang saya maksutkan untuk belajar metode-metodespiritual yang dihubungkan dengan kedokteran olehDr.Erwin.Sabtu, 17 Juli 2004Pada Pk 11.10 WIB saya sampai di klinik ProreVital.

Seharusnya saya sudah sampai sepuluh menit sebelumnya,tetapi saya terlambat. Saya masuk ke ruangan dokterErwin di lantai 3 klinik untuk belajar dan keluar dariruangan Pk 12.01 WIB. Saya naik ke lantai 4 dimanasudah disiapkan untuk acara wawancara untuk dimasukkandi dalam program “Bincang Pagi” di Metro TV sehubungandengan saya dan teman-teman yang dianggap oleh ilmukedokteran sebagai orang Indigo (Memiliki aura Nila).

Selang kurang lebih sepuluh menit, tanpa berbicaradengan objek wawancara soal pertanyaan yang akandiajukan dalam wawancara, kru dari Metro TV (yangberjumlah dua orang) bersiap-siap untuk memulaishooting. Dalam persiapan itu pewawancara (tidak sayasebutkan namanya) sempat mengatakan bahwa ia sedangkerja magang di Metro TV.Yang terlebih dahulu diminta untuk ikut di shootadalah kedua orangtua saya(Inna Wongso & Liong JunHok) dan Rossini orangtua dari Dias yang juga dianggapIndigo.

Setelah pewawancara menanyakan kepadakameramen untuk mengambil sudut pengambilan gambaryang pas, shooting dimulai dengan pertanyaan kepadaRossini.Pertanyaan Pertama;”Gimana perasaan punya anakIndigo?”(NOTE versi Vincentliong: Pertanyaan di awal; yanglangsung menuju ke soal perasaan seorang ibu yangdikatakan oleh pihak dokter bahwa anaknya Indigomembuat suatu tekanan bagi si ibu soal bagaimana iaakan membawa anaknya? Apakah ia akan mengatakan bahwaYa, anak saya Indigo di tengah teori tentang indigoyang masih dapat dikatakan baru dan belum benar-benarditerima masyarakat.

Dalam hal ini Rossini memilihuntuk menggambarkan kekurangtahuannya akan bidang inidan mengalihkan pertanyaan ke cerita tentangkeseharian anaknya tanpa menjawab pertanyaan denganbaik dan benar.)Pertanyaan Kedua;”Apa keistimewaan Dias?”(NOTE versi Vincentliong: Rupanya pewawancara mengertipembelokkan arah pertanyaan dari kata Indigo sebagaipoint utama kearah sesuatu yang sifatnya umum. Makapertanyaan ini dimunculkan dan Rossini hanya berbicarayang umum-umum saja soal bagaimana seorang ibu kagumakan anaknya.)

Setelah mewawancara Rossini maka giliran orangua sayadiwawancara. Sebelum saya masuk ke cerita saya soalwawancara terhadap orangtua saya, perlu kiranya sayaceritakan latarbelakang pendidikan orangtua saya. Papasaya Liong Jun Hok lulusan dari jurusan IT dan Elektrodari sebuah universitas di Jerman. Mama saya InnaWongso adalah lulusan Mathematic dan IT dari sebuahuniversitas di Netherland. Kedua orangtua saya sangatberbeda dengan saya karena pola pikir mereka yangscientific dan penuh dengan ilmu yang hukumnya pasti,sedangkan saya paling tidak suka pada pelajaranmatematika dan segala berbau science.

Pertanyaan Pertama;”Apa itu anak indigo menurut ibu?”(NOTE versi Vincentliong: Pertanyaan ini menembak diawal dengan dua pilihan. Jika orangtua saya lebihmemilih untuk menganggap anaknya memenuhi kata Indigo,maka ia akan mengambil kesimpulan berdasarkanpengalamannya hidup bersama anaknya. Jika orangtuasaya tidak benar-benar yakin bahwa anaknya indigo,tidak yakin bahwa apa nilai dan arti indigo itusendiri, maka orangtua saya akan mengambil jawabanatas pertanyaan tentang;”Apa itu anak Indigo” sesuaidengan tulisan-tulisan karya para ahli yang merasalebih sehat daripada orang lain. Masalahnya dalamwawancara ini orangtua saya sudah dinyatakan lebihdulu sebagai orangtua dari seorang anak(yaitu saya)yang dinyatakan indigo oleh para ahli. Tentu tidak adajawaban yang benar.

Meski demikian orangtua saya maluuntuk menjawab; tidak tahu. Ibu saya mencoba mengingatkembali buku-buku yang dipelajarinya tentang anakindigo dan menjawab sesuai dengan apa yang tertulis disana. Kesimpulan yang keluar adalah tidak sama dengananaknya tetapi harus mewakili anaknya. Saya haruskatakana bahwa dalam hal ini kedua orangtua sayagoblok.)Pertanyaan Kedua;”Sejak kapan anak ibu Indigo?”(NOTE versi Vincentliong: Dalam pertanyaan inipewawancara sudah menekankan benar bahwa kesimpulanbuku telah benar-benar mewakili anak dari objekwawancara tanpa membutuhkan lagi bukti-buktipengalaman selama hidup bersama dengan anak itu (yaitusaya) untuk disebutkan. Dan memang cerita masa kecilsaya, pengalaman, dan prestasi saya sama sekali tidaksempat untuk disebutkan.

Di awalnya orangtua sayamenjawab pertanyaan ini dengan mengatakan bahwa halini diketahuinya dari dokter, tetapi soal kelebihananaknya sudah diketahuinya sejak saya kecil. Di tengahmenjawab mama saya mulai sadar bahwa dirinya masukjebakan dan mengatakan dengan mendadak;”Anak sayabukan Indigo.” Tetapi ia kembali dan tetap melanjutkankembali seperti jawaban sebelumnya. Sementara itu papa saya terbakar oleh kesimpulan-kesimpulan buku yangdisamakan dengan anaknya dan terlanjur percaya karena itu keluar dari mulut isterinya. Papa sayamengeluarkan pernyataan-pernyataan membela diris eperti misalnya;”Keluarga kami keluarga yang liberal.Kami menghargai kebebasan anak, dsb…” Dan akhirnyasampai wawancara selesai.)Ketika wawancara dengan kedua orangtua saya selesai,saya memberi tanda jempol terbalik sebagai tandakecewa.

Orangtua saya datang ke saya dan saya mulai mencaci maki mereka lalu pergi meninggalkan ruangan.Ketika pewawancara berniat mewawancara anak dariRossini, energi yang kuat membuat kamera terdistorsi.Maka wawancara dihentikan setelah melakukan wawancaradengan orangtua dari beberapa anak yang dianggapindigo. Tanpa anak yang dianggap Indigo itu sendiri.18 Juli 2004 pagi-pagi, saya baikkan dengan kedua ortu saya.

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More